Nurul
Wachmi Lestari
Penerima KIP Kuliah
Pogram
Studi S1 Pariwisata, Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti
Email
: nurullestari35@gmail.com
Lingkungan hidup
kita saat ini adalah kombinasi ruang online dan offline yang kini hidup
berdampingan. Dalam pariwisata, penggunaan ruang khusus selalu menjadi fitur
unik dari industry tersebut. Pesatnya dunia digital membawa solusi baru dan
inovatif kedalam ruang pariwisata digital dari hari ke hari di masa sekarang.
Begitupun dalam
kasus beberapa layanan akomodasi, pengurangan harga musiman merupakan salah
satunya. Hostel atau hotel selalu menjadi tempat favorit bahkan fasilitas ini
sering dijadikan asrama sepanjang tahun akademik dan menyewakan kamar mereka
untuk para backpacker di musim panas, ketika para siswa pergi. Tentu saja, opsi
musiman ini tidak cukup menciptakan sektor pasar baru. Awal era bisnis baru ditandai
dengan munculnya solusi platform yang luas seperti Airbnb, Booking.com, Agoda
dan lain-lain
Dalam strategi
bisnis pariwisata platform digital, konsumen dianggap sebagai mitra dalam
kegiatan bisnis. Operasi bersama ini dapat didefinisikan sebagai model bisnis
postmodern. Karakteristik utamanya – partisipasi bersama dan hasrat subjektif
masing-masing kontibutor. Jelas bahwa postmodern akan mengubah beberapa proses
hukum klasik dalam waktu dekat, sementara “pengalaman bersama” tadi telah
menjadi istilah pemasaran utama untuk menjual barang dan jasa, penawaran khusus
pasti mengarah pada fragmentasi pasar yang akan menghasilkan juga bagi pengguna
jasa. Pada saat yang sama individualisme telah menjadi karakteristik anak dari
generasi muda
Karena munculnya
individualisme, semakin banyak anak muda yang mencoba menciptakan sesuatu yang
unik dan dapat melayani manfaat jangka panjang masyarakat. Dorongan mereka
untuk menciptakan bisnis berdasarkan ide dan pengalaman mereka sendiri yang
mengakibatkan meningkatnya popularitas bisnis start-up. Pemikiran masyarakat
dan pendekatan yang berpusat pada pengalaman ini memiliki peluang besar bagi
masa depan industri Pariwisata
Dengan perkembangan
ekonomi bersama, penekanan yang lebih besar diletakkan pada kesejahteraan
sosial, karena pengalaman pengguna perlahan menjadi lebih penting daripada
kepemilikkan. Pendekatan baru ini juga dinyatakan dalam bentuk pembayaran baru,
yang dapat secara serius mengurangi keuntungan dari kegiatan menengah. Tren baru
ini tampaknya tidak terlalu bermasalah di industri pariwisata, terutama karena
disektor ini, biaya dan pendapatan tepat belum terlihat dengan jelas. Di sisi
lain perkembangan kualitas teknologi pencetakan 3D memiliki peluang besar bagi
sektor pariwisata dan perhotelan. Perkembangan digitalisasi akhirnya mencapai
tingkat dimana ia benar-benar dapat mendukung efektivitas biaya dan
keberlanjutan produksi pangan industri. Membuka jalan bagi masa depan bisnis
pariwisata dan perhotelan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar